Jenis PLTS Berdasarkan Arus Listrik
Matahari merupakan sumber energi paling penting bagi manusia. Sumber energi panas matahari banyak digunakan untuk berbagai aktivitas, salah satunya adalah untuk sumber listrik tenaga surya. Pada artikel kali ini, akan coba dipaparkan tentang Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang umum digunakan hingga saat ini berdasarkan keluaran arusnya.
Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berdasarkan keluaran arusnya dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu PLTS dengan keluaran arus DC dan PLTS dengan keluaran arus AC. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan memanfaatkan module panel surya, yang menghasilkan arus DC, sebagai sumber pembangkit listriknya.
Munculnya arus listrik disebabkan dari pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Pada arus searah (DC), elektron mengalir dengan lancar dalam satu arah atau maju. Pada arus bolak balik (AC), elektron tetap bergantian arah, kadang-kadang bergerak maju dan kadang-kadang bergerak mundur.
PLTS BERDASARKAN KELUARAN ARUS DC
Arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya adalah arus DC. Arus listirk ini langsung disimpan di dalam baterai / accu untuk dapat digunakan kembali oleh pengguna. Berdasarkan keluaran arus DC, system PLTS jenis ini banyak digunakan pada PLTS jenis off grid. PLTS Off grid yang banyak dikenal di Indonesia adalah:
SEHEN atau LTSHE
PLTS tipe kecil yang memanfaatkan panel surya dengan kapasitas 10 wp hingga 20 wp untuk menyalakan beberapa unit lampu penerangan LED DC dengan kapasitas 3 watt sampai 5 watt atau yang biasa kita kenal dengan istilah SEHEN (Sistem SupEr HEmat eNergi).
Sistem PLTS ini berganti nama pada tahun 2017 menjadi Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) dengan komponen dan fungsi yang sama. Sistem ini banyak digunakan untuk membantu menerangi daerah pelosok pedesaan yang belum memiliki listrik.
Solar Home System (SHS)
SHS adalah pembangkit listrik mandiri untuk memenuhi kebutuhan listrik peralatan rumah tangga, terutama penerangan. SHS memiliki kapasitas panel surya mulai dari 50 wp hingga 300 wp, yang biasanya digunakan untuk menyalakan lampu LED 3 watt sebanyak maksimal 3 unit, atau untuk menyalakan lampu LED 5 watt minimal sebanyak 5 unit.
Komponen SHS biasanya dalam bentuk terpisah sehingga perlu dilakukan perakitan terlebih dahulu sebelum dapat dapat digunakan. Jenis PLTS ini sudah banyak digunakan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga papua.
Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS)
Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya atau PJUTS adalah pembangkit listrik mandiri untuk memenuhi kebutuhan listrik penerangan jalan. PJUTS merupakan salah satu jenis aplikasi PLTS berdasarkan jenis keluaran arus DC yang juga banyak digunakan. Dengan pertumbuhan panjang jalan yang meningkat di Indonesia maka tuntutan akan kebutuhan penerangan jalan juga semakin tinggi.
Memanfaatkan teknologi lampu LED, PJUTS menjadi salah satu pilihan solusi untuk penerangan jalan. Karena fungsinya yang tidak bergantung pada listrik, selain untuk penerangan jalan umum (PJU), PJUTS juga dapat di aplikasikan juga untuk area parkir, penerangan kawasan seperti perumahan, tambang, perkebunan, pariwisata, serta penerangan taman yang berfungsi sebagai ornament penghias.
PLTS Untuk BTS
Telekomunikasi telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat modern, sehingga mendorong penyedia layanan telekomunikasi berlomba memberikan layanan maksimal kepada pelanggannya. Salah satu caranya adalah dengan memperluas jangkauan layanan melalui memperbanyak BTS (Base Transceiver Station).
Dengan morofologi wilayah Indonesia yang memiliki banyak pulau, gunung dan lembah, menyebabkan pekerjaan memasang BTS tidak mudah, terutama menemukan koneksi sumber listrik. Oleh karena itu penggunaan PLTS menjadi salah satu pilihan untuk menghasilkan energi mandiri.
PLTS FASUM
Fasilitas umum (FASUM) memanfaatkan sistem energi surya untuk menghasilkan kebutuhan listrik mereka secara mandiri, terutama yang berada di wilayah yang sulit atau belum memiliki listrik. Dengan catatan bahwa beban yang digunakan, juga menggunakan arus DC. Beberapa contoh fasum yang memanfaatkan sistem PLTS ini adalah: Puskesmas, Pos Militer di perbatasan dan pulau terluar, pos pemantauan, sekolah-sekolah di daerah terpencil, dan beberapa fasilitas lainnya.
PLTS BERDASARKAN KELUARAN ARUS AC
Untuk jenis PLTS ini, arus listrik DC yang disimpan ke baterai diubah terlebih dahulu ke arus listrik AC sebelum akhirnya digunakan oleh pengguna. Arus listrik AC yang digunakan sama dengan arus yang digunakan oleh listrik PLN. Oleh karena itu area penggunaan yang cukup luas. Beberapa jenis yang banyak digunakan di Indonesia adalah:
SHS Dengan Inverter
Solar Home System atau SHS adalah pembangkit listrik mandiri untuk memenuhi kebutuhan listrik peralatan rumah tangga. Keunggulan dari Solar Home System (SHS) adalah kapasitasnya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan mudah dalam pemasangannya. Tidak hanya menghasilkan listrik DC, SHS juga dapat digunakan untuk komponen listrik AC dengan menggunakan inverter. Untuk SHS kapasitas mulai dari 100 wp, pengguna sudah dapat menggunakan radio kecil, kipas angin atau televisi. Jenis PLTS murah untuk rumah ini dapat juga di aplikasikan pada perumahan perkebunan, komplek wisata, pulau – pulau kecil, perumahan pertambangan dan daerah yang belum terjangkau aliran listrik.
PLTS Terpusat Off Grid
PLTS Terpusat ini memiliki kapasitas yang besar, mulai dari 5 kWp hingga ratusan kWp, dan Perangkat PLTS ini dipasang di satu area tertentu, kemudian didistribusikan ke masing-masing rumah. Konsep system PLTS terpusat ini sama dengan sistem pembangkit PLN dengan jaringan. Namun, sistem PLTS terpusat ini hanya melayani satu kluster tertutup.
Sistem ini cocok utuk diaplikasikan di hampir seluruh wilayah Indonesia, karena kapasitasnya mampu menopang banyak pengguna dalam satu kali waktu.
PLTS Grid Tie
PLTS grid tie banyak dioperasikan untuk kebutuhan rumah tangga, bisnis, industri dan kebutuhan utilitas skala besar. Di Indonesia, sistem ini mulai banyak digunakan untuk sistem panel surya atap, dengan skala mulai dari 1 kWp hingga mega watt.
Untuk PLTS tipe ini Produksi listrik yang dihasilkan, dapat langsung dimanfaatkan oleh pengguna rumah dan kelebihan produksinya dapat di eksport ke jaringan listrik PLN.
Dari jenis PLTS berdasarkan jenis keluaran arus diatas, pengguna dapat memilih penggunaan sesuai dengan kebutuhan listrik mereka. Untuk pengguna di area yang belum memiliki listrik PLN, maka menggunakan PLTS dengan keluaran arus DC akan memudahkan dalam instalasi dan biaya. Namun perlu diperhatikan pemilihan beban, karena beban yang dapat digunakan adalah hanya beban DC.
Untuk area yang sudah terdapat listrik PLN, PLTS dengan keluaran arus AC dapat menjadi pilihan. Hal ini dikarenakan sistem PLTS ini memiliki opsi untuk tersambung dengan listrik AC, baik sebagai cadangan daya ataupun sebagai sumber listrik alternatif.
Penggunaan listrik dari PLTS, sangat dianjurkan. Terutama karena dapat mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya fosil, juga untuk lingkungan agar lebih bersih.